10 Letusan Gunung Terdasyat Di Dunia

10 Letusan Gunung Terdahsyat di Dunia
Perisitwa gunung meletus, terutama di Indonesia sudah sangat sering terjadi. Bahkan catatan sejumlah ahli sejarah gempa menyebutkan bahwa letusan besar nan mengerikan sudah beberapa kali terjadi di negeri ini. Majalah TIME, membuat daftar gunung paling tenar sejagad dan kerusakan yang ditimbulkannya.

1. Gunung Vesuvius
Gunung berapi aktif ini terletak di teluk Maples di Italia selatan. Sejauh yang diketahui, Vesuvius telah meletus 30 kali.
Letusan yang paling terkenal terjadi pada tahun 78 Masehi, letusan lava dan abu selama berhari-hari, mengubur Pompeii dan Stabiae dengan abu. Pompeii hilang selama 1.600 tahun. Seorang penulis, Plinius Muda (Pliny the Younger) menggambarkan letusan tiba-tiba itu diikuti selubung tebal debu yang menjatuhkan orang-orang yang berusaha lari. Korban jiwa sebenarnya dari letusan ini tidak diketahui, namun menudur arkeolog, ada sekitar 1.000 orang.

2. Krakatau
Pada 1883, Krakatau meletus. Kekuatannya sangat menggerikan, 13.000 kali kekuatan bom atom. Suara ledakan dan gemuruh bebatuan yang dimuntahkan bisa didengar dari jarak ribuan mil — bahkan sampai pulau-pulau kecil di laut Afrika Timur.
Ratusan orang di Pulau Sumatera tewas seketika saat debu panas menerjang rumah mereka. Prahara tak sampai di situ. Letusan Krakatau memicu mega-tsunami. Diperkirakan lebih dari 36.000 jiwa tewas saat itu. Dan banyak korban yang tidak bisa dikuburkan.
Pasca meletus, Krakatau merosot ke dalam laut, namun setelah itu pulau baru disadari muncul di mlokasi yang sama pada 1927 dan sesekali mengeluarkan semburan lava. Itu disebut Anak Krakatau.

3. St Helens
Gunung ini paling terkenal akan letusannya yang terjadi pada 18 Mei 1980. Letusan tersebut merupakan letusan gunung berapi terparah baik dari segi kekuatan letusan maupun kerugian ekonomi sepanjang sejarah Amerika Serikat. 57 orang tewas, dan puncak gunung berkurang dari 2.950 meter menjadi 2.550 m. Lokasi letusan kini menjadi kawasan Monumen Nasional Gunung Berapi Gunung St. Helens.

4. Tambora
Data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa — ada pada skala 1-8.
Letusan Gunung Tambora pada 1815 ada pada skala 7. Itu artinya sangat merusak. Ledakan Tambora membuat kawasan Sumbawa dan sekitarnya berada dalam kegelapan. Puluhan ribu orang tewas akibat dampak letusan, tsunami, menyusul kemudian, kelaparan dan penyakit.
Kekuatan letusan Tambora adalah yang terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Panas yang menyembur melubangi atmosfer dan mengubah iklim dunia. Tak ada musim panas pada 1816 di Eropa dan Amerika Utara — ‘the year without summer’. Tambora turun ke dalam tanah beberapa ribu kaki, meninggalkan kawah besar di puncaknya.

5. Mauna Loa
Adalah gunung berapi terbesar di dunia dalam hal — dan salah satu dari lima gunung berapi yang membentuk Pulau Hawaii di Amerika Serikat dan Negara Hawaii di Samudera Pasifik. Ia adalah perisai gunung berapi yang aktif, dengan volume diperkirakan sekitar 18.000 mil kubik.
Mauna Loa adalah salah satu yang paling aktif di dunia. Sejak 1843, Mauna Loa telah meletus 33 kali, terakhir pada tahun 1984.

6. Eyjafjallajokull
Meski tak banyak orang bisa melafalkan namanya dengan benar dan lancar, letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia menyemburkan abu vulkanik yang memusingkan, karena mengacaukan lalu lintas udara Eropa.
Ribuan penumpang tertahan di bandara, perekonomian terganggu, barang-barang komoditas pertanian membusuk karena tak bisa dikirim.
Letusan pertama gunung ini terjadi pada tanggal 20 Maret. Tapi letusan selanjutnya, 14 April yang jadi penyebab malapetaka. Industri penerbangan rugi US$1 miliar.

7. Mount Pelee
Gunung Pelee dengan ketinggian lebih dari 4.500 kaki terletak di Perancis diwilayah Martinique, terkenal karena letusannya pada Mei 1902, diperkirakan menelan korban lebih dari 30.000 orang dan menghancurkan Santo Pierre.

8. Thera
Sekitar 3.500 tahun lalu, bencana besar i mengguncang Mediterania. Gunung berapi di Thera (kemudian dikenal sebagai pulau Santorini Yunani) meledak dengan apa yang diperkirakan empat sampai lima kali kekuatan letusan Krakatau pada tahun 1883.
Letusan dahsyat Thera menyebabkan punahnya kebudayaan Minoan. Juga memberikan ispirasi dalam budaya Yunani Kuno.
Salah satunya, legenda “The Lost Atlantis” atau “Atlantis Benua yang Hilang. ”

9. Nevado del Ruiz
Letusannya sebenarnya kecil, hanya menghasilkan 3 persen dibanding abu yang disemburkan Gunung St Helens pada 1980.
Namun, letusan gunung ini tahun 1985 memproduksi lahar yang mengubur kota dan menyebabkan kematian sebesar 23.000 orang — bencana paling mematikan ke duua di abad ke-20. Peristiwa ini disebut tragedi Armero. Nevado del Ruiz disebut “singa tidur” oleh penduduk setempat.

10. Gunung Pinatubo
Terletak di Pulau Luzon, Filipina. Gunung ini meletus pada tahun 1991, lebih dari 490 tahun setelah aktivitas erupsi yang terakhir kali terlihat. Ini merupakan letusan terbesar kedua di abad ke-20.
Prediksi atas letusan ini berhasil sehingga puluhan ribu orang mengungsi dan menyelamatkan banyak jiwa. Tetapi daerah sekitar gunung tersebut hancur karena aliran piroklastik, abu dan lahar.

source: http://nasional.vivanews.com/news/read/174622-time–krakatau–tambora-paling-tenar-sejagad

Walt Disney

Awal Terbentuknya Walt Disney

Walter Elias Disney atau yang lebih dikenal Walt Disney lahir pada tanggal 5 Desember 1901 beralamat di 2156 N. Tripp Avenue di Chicago. Walter sendiri merupakan keturunan Robert D’Isigny, orang Prancis yang berkelana ke Inggris. Dan nama Disney merupakan plesetan dari D’Isigny. Walter Disney semenjak kecil sudah mempunyai hobi dibidang seni lukis dan kereta api. Seorang dokter bernama “Doc” Sherwood membayar Disney untuk menggambar kuda miliknya dan Sherwood sangat puas dan memuji hasil karya Disney.

Ayah Walter, Elias Disney memindahkan keluarganya ke kota Chichago setelah ia membeli saham di pabrik Jelly O-Zell pada tahun 1917. Dan di tahun ini juga, Disney memulai masa remajanya di McKinley High School dan berhasil menjadi seorang kartunis untuk koran sekolahnya saat menghadiri acara kursus Chicago Art Institute. Pada usia 16 Disney memutuskan untuk keluar dari sekolah dan ingin menjadi tentara Amerika Serikat, Namun sayangnya ditolak dikarenakan belum cukup umur. Akhirnya Walter dan seorang temannya bergabung dengan tim Palang Merah dan bertugas sebagai sopir ambulans di Prancis selama setahun.

Setelah masa kerjanya selesai, Walter memutuskan untuk kembali ke Kansas City dimana ia ingin memulai karir seninya kembali. Ia akhirnya memilih melukis karikatur politik, namun tidak ada yang melirik karyanya. Disaat itu datang saudaranya, Roy yang bekerja untuk salah satu bank di Kansas City, dan menawarkan Walter pekerjaan di Pesmen Rubin Art Studio bersama seorang kartunis bernama Ubbe Iwerks sebagai pembuat iklan untuk surat kabar, bioskop, dan majalah. Namun dengan berakhirnya masa kerja, mereka berdua (Walter dan Ubbe Iwerks) memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Pada tahun Januari 1920, akhirnya mereka berdua membuka perusahaan bernama “Iwerks-Disney Commercial Artists”. Dan dengan modal yang kurang, akhirnya Disney memutuskan untuk sementara bekerja di Kansas City Film Ad Company untuk mencari tambahan modal. Iwerks yang sendirian mengurus perusahaan tidak mampu menjalankan bisnis tersebut, dan memutuskan untuk menutup usaha tersebut. Disney mencoba untuk mengembangkan hobinya dalam bidang animasi dengan fokus pada cutout animation. Dan pemilik A.V Cauger (pemilik Ad Company) menginjinkan Walter untuk memakai kamera dari tempat kerjanya untuk uji coba dirumah.

Walter Disney melihat ada masa depan yang menjanjikan dibanding bekerja sebagai cutout animasi di Ad Company, setelah membaca sebuah buku karangan Edwin G.Lutz berjudul Animated Cartoons: How They Are Made, Their Origin and Development. Dan Walter mengambil langkah baru lagi dimana ia membuka bisnis animasi sendiri dengan merekrut Fred Harman, salah seorang rekan kerjanya di Kansas City.

Pada tahun 1920, dengan mendapat persetujuan dari Frank L. Newman (showman), akhirnya mereka dapat menyiarkan kartu pertama mereka yang berjudul “Laugh-O-Grams” dibioskop tersebut. Diluar dugaan film kartun ini sangat populer di Kansas City, dan dari film kartun pertama ini (Newman Laugh O Grams) Walter dapat membeli sebuah studio dan merekrut lebih banyak lagi animator seperti Hugh Harman (Adik Fred Harman), Rudolf Ising serta Ub Iwerks. Studio Disney yang baru berjalan beberapa bulan ini harus gulug tinggi karena gaji karyawan yang tinggi serta dililit hutang. Sehingga Walter memutuskan untuk menutup studionya kemudian membuka studio di Hollywood, California.

Setelah mendirikan studio di Hollywood hasil patungan antara Disney dan saudaranya. Kini Walter Disney mencari penerbit yang mau mengedarkan film kartun berjudul “Alice Comedies” yang sempat ia buat di Kansas City. Adalah NewYork Margaret Winkler yang berminat untuk mengedarkan film tersebut.Virginia Davis yang berperan sebagai Alice dan Iwerks harus pindah dari Kansas City dikarenakan pekerjaan ini. Ini merupakan titik awal seorang Walter Elias Disney di Studio Disney Brother’s yang akan menjadi Legenda.

Ditahun 1925 ia bertemu Lilian Bounds yang bekerja di Disney Brother’s sebagai pelukis seluloid animasi dan akhirnya mereka menikah. Namun usaha mereka untuk mempunyai anak pertama harus terhenti dikarenkan Lilian mengalami keguguran. Dan pada 18 Desember 1933 lahir seorang anak perempuan bernama Diane Marie Disney dan mengadopsi Sharon Mae Disney.

Pada 1930an, Disney merasa perlu mengembangkan satu karakter baru dikarenakan Felix The Cat mulai pudar. Walter ingat pernah memelihara seekor tikus di Kansas City dan memberikan sedikit gambaran, akhirnya Ub Iwerks mencoba untuk membuat sketsa yang lebih baik lagi. Menurut seorang karyawan Disney mengatakan “Ub Melukis wajah Miki, namun Walt yang memberikan jiwanya.” Pada awalnya sebelum diberi nama Miki, tokoh tikus ini bernama “Mortimer” yang diubah menjadi “Miki Mouse” oleh Lilian Disney. Akan tetapi film animasi pendek pertama miki berjudul “Plane Crazy” gagal mendapatkan distributor dikarenakan “film bisu”. Disney akhirnya membuat kartun dengan suara berjudul “Steamboat Willie” yang langsung meroket hingga 1946. Dan Miki Mouse sukses mengalahkan tokoh kartun paling populer didunia Felix the Cat.

Quotes Walt Disney:

“We keep moving forward, opening new doors, and doing new things, because we’re curious and curiosity keep leading us down new paths.“

source : http://top10terbaik.blogspot.com/2013/12/sejarah-awal-terbentuknya-walt-disney.html

Big Bang

big-bang

Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.

Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba”. Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. Berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai kondisi awal alam semesta, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis ledakan dahsyat.

Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun 1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis alternatif “keadaan tetap” bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif, namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan dahsyat haruslah pernah terjadi.

Teori ledakan dahsyat dikembangkan berdasarkan pengamatan pada stuktur alam semesta beserta pertimbangan teoritisnya. Pada tahun 1912, Vesto Slipher adalah orang yang pertama mengukur efek Doppler pada “nebula spiral” (nebula spiral merupakan istilah lama untuk galaksi spiral), dan kemudian diketahui bahwa hampir semua nebula-nebula itu menjauhi bumi. Ia tidak berpikir lebih jauh lagi mengenai implikasi fakta ini, dan sebenarnya pada saat itu, terdapat kontroversi apakah nebula-nebula ini adalah “pulau semesta” yang berada di luar galaksi Bima Sakti.

Sepuluh tahun kemudian, Alexander Friedmann, seorang kosmologis dan matematikawan Rusia, menurunkan persamaan Friedmann dari persamaan relativitas umum Albert Einstein. Persamaan ini menunjukkan bahwa alam semesta mungkin mengembang dan berlawanan dengan model alam semesta yang statis seperti yang diadvokasikan oleh Einstein pada saat itu.

Pada tahun 1924, pengukuran Edwin Hubble akan jarak nebula spiral terdekat menunjukkan bahwa ia sebenarnya merupakan galaksi lain. Georges Lemaître kemudian secara independen menurunkan persamaan Friedmann pada tahun 1927 dan mengajukan bahwa resesi nebula yang disiratkan oleh persamaan tersebut diakibatkan oleh alam semesta yang mengembang.

Pada tahun 1931 Lemaître lebih jauh lagi mengajukan bahwa pengembangan alam semesta seiring dengan berjalannya waktu memerlukan syarat bahwa alam semesta mengerut seiring berbaliknya waktu sampai pada suatu titik di mana seluruh massa alam semesta berpusat pada satu titik, yaitu “atom purba” di mana waktu dan ruang bermula.

Mulai dari tahun 1924, Hubble mengembangkan sederet indikator jarak yang merupakan cikal bakal tangga jarak kosmis menggunakan teleskop Hooker 100-inci (2,500 mm) di Observatorium Mount Wilson. Hal ini memungkinkannya memperkirakan jarak antara galaksi-galaksi yang pergeseran merahnya telah diukur, kebanyakan oleh Slipher. Pada tahun 1929, Hubble menemukan korealsi antara jarak dan kecepatan resesi, yang sekarang dikenal sebagai hukum Hubble. Lemaître telah menunjukan bahwa ini yang diharapkan, mengingat prinsip kosmologi.

Semasa tahun 1930-an, gagasan-gagasan lain diajukan sebagai kosmologi non-standar untuk menjelaskan pengamatan Hubble, termasuk pula model Milne, alam semesta berayun (awalnya diajukan oleh Friedmann, namun diadvokasikan oleh Albert Einstein dan Richard Tolman) dan hipotesis cahaya lelah (tired light) Fritz Zwicky.

Setelah Perang Dunia II, terdapat dua model kosmologis yang memungkinkan. Satunya adalah model keadaan tetap Fred Hoyle, yang mengajukan bahwa materi-materi baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang. Dalam model ini, alam semesta hampirlah sama di titik waktu manapun.

Model lainnya adalah teori ledakan dahsyat Lemaître, yang diadvokasikan dan dikembangkan oleh George Gamow, yang kemudian memperkenalkan nukleosintesis ledakan dahsyat (Big Bang Nucleosynthesis, BBN) dan yang kaitkan oleh, Ralph Alpher dan Robert Herman, sebagai radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis (cosmic microwave background radiation, CMB). Ironisnya, justru adalah Hoyle yang mencetuskan istilah big bang untuk merujuk pada teori Lemaître dalam suatu siaran radio BBC pada bulan Maret 1949.

Untuk sementara, dukungan para ilmuwan terbagi kepada dua teori ini. Pada akhirnya, bukti-bukti pengamatan memfavoritkan teori ledakan dahsyat. Penemuan dan konfirmasi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964 mengukuhkan ledakan dahsyat sebagai teori yang terbaik dalam menjelaskan asal usul dan evolusi kosmos. Kebanyakan karya kosmologi zaman sekarang berkutat pada pemahaman bagaimana galaksi terbentuk dalam konteks ledakan dahsyat, pemahaman mengenai keadaan alam semesta pada waktu-waktu terawalnya, dan merekonsiliasi pengamatan kosmis dengan teori dasar.

Berbagai kemajuan besar dalam kosmologi ledakan dahsyat telah dibuat sejak akhir tahun 1990-an, utamanya disebabkan oleh kemajuan besar dalam teknologi teleskop dan analisis data yang berasal dari satelit-satelit seperti COBE, Teleskop luar angkasa Hubble dan WMAP.

source : http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat

Kepulauan Galapagos

gala

Bila kita berbicara tentang keajaiban dunia, akan ada banyak tempat yang bisa kita sebutkan. Candi, bangunan, bukit dan sebagainya. Akan tetapi, umumnya tempat tersebut terkenal atau menjadi salah satu keajaiban dunia, karena bentuk dan struktur geografis mereka.

Tapi, ada satu tempat yang terkenal tidak hanya karena struktur geografis dan keadaan tempat tersebut. Tetapi, juga terkenal dan diakui oleh dunia karena keragaman dan keunikan makhluk hidup yang hidup didalamnya. Tempat ini adalah kepulauan Galapagos.

Kepulauan Galapagos adalah salah satu tempat di bumi yang bisa dikatakan sebagai dunia yang hilang. Bila kita ingin melihat hewan-hewan unik atau hewan yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu, disinilah tempatnya. Ada banyak macam hewan dan tumbuhan yang bisa ditemukan di kepulauan Galapagos.

Dan yang lebih mengagumkan, mereka semua unik dan hampir tidak dapat ditemui diluar kepulauan ini. Kepulauan Galapagos terbentuk akibat letusan gunung berapi. Oleh karena itu, banyak bagian dari kepulauan ini yang masih ditutupi oleh abu vulkanik dan juga gunung berapi. Kepulauan Galapagos terdiri dari 13 pulau utama dan 3 pulau kecil.

Kepulauan utama dan terbesar di Galapagos adalah Bartholomew, Darwin, Espanola, Fernandina, Floreana, Genovesa, Isabela, Marchena, Pulau Seymor Utara, Pinzon, Pinta, Rabida, San Cristobal, Santa Cruz, Santa Fe, Santiago, dan Wolf. Tiga pulau kecil lainnya adalah Daphne Major, Plaza Sure dan pulau tanpa nama.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kepulauan ini terkenal karena keragaman hewan dan makhluk hidup lainnya yang hidup disini. Ada banyak hewan unik yang bisa kita temukan di kepulauan Galapagos, seperti kura-kura Galapagos, Iguana air, burung Albatros dan lain sebagainya.

Bahkan, tempat ini pernah dikunjungi oleh Charles Darwin saat mengikuti ekspedisi Beagle. Dan Darwin terpesona dengan keragaman hayati yang terdapat disini yang menjadi konsep tentang teori evolusi yang dia cetuskan.

Hewan-hewan unik ini tersebar diseluruh kepulauan Galapagos. Akan tetapi, pulau Espanola-lah yang mempunyai keragaman hewan paling lengkap. Hal ini karena pulau ini berumur paling tua diantara pulau-pulau lainnya, yaitu sekitar 3,5 juta tahun. Selain itu, letak pulau ini yang sangat sulit dijangkau karena keadaan alamnya yang bertebing curam dan tinggi, juga menjadi salah satu penyebab dimana keragaman hayati disini masih sangat terjaga.

Dengan banyaknya hewan dan makhluk hidup unik yang hidup di kepulauan Galapagos, bisa dikatakan bahwa tempat ini merupakan surga bagi para ahli biologi dan juga hewan didunia. Selain itu, keadaan alam yang asri bisa menjadi salah satu referensi yang digunakan untuk melihat keadaan bumi pada masa-masa awal terbentuk. Hal ini juga yang menjadikan kepulauan Galapagos menjadi salah satu tempat terpenting untuk ilmu pengetahuan didunia.

Akan tetapi, kepulauan Galapagos tidak hanya diperuntukan untuk para ilmuwan dan praktisi ilmu pengetahuan yang ingin melakukan penelitian. Tempat ini juga menjadi salah satu tempat tujuan wisata.

Salah satu aktivitas wisata yang menarik yang bisa dilakukan di kepulauan Galapagos adalah safari. Tetapi, safari di tempat ini sangat berbeda dengan safari di benua Afrika. Anda akan menikmati hewan aneh, unik, indah dan mengagumkan.

Dan juga keadaan alam disini yang sangat berbeda dengan tempat lain. Selain itu, di bagian pulau-pulau kecil di kepulauan Galapagos, terdapat juga banyak spot untuk scuba diving. Dan lagi-lagi, pemandangan bawah laut di kepulauan ini sangat indah dan tidak dapat ditemui ditempat lain.

Juventus Stadium

Juventus_Stadium

Juventus Stadium (sebelumnya dikenal dengan nama Juventus Arena) adalah sebuah nama stadion sepak bola di Torino, Piemonte yang menjadi stadion tuan rumah untuk pertandingan klub sepak bola Juventus. Stadion ini resmi dibuka pada 8 September 2011 dan memiliki kapasitas 41.000 penonton.

Stadion ini dibangun di atas lahan bekas Stadion Delle Alpi. Beberapa perbedaan antara stadion sebelumnya dengan stadion yang baru ini, antara lain jarak tribun yang sangat dekat dengan lapangan, yaitu sekitar 7,5 meter. Sementara jarak grandstand utama stadion ini berjarak sekitar 49 meter dari lapangan. Stadion Juventus ini mengambil model dari stadion-stadion di Inggris.

Stadion kandang Juventus sebelumnya yaitu Stadion Delle Alpi dipakai pada tahun 1990 untuk menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia FIFA 1990. Kepindahan klub ke Delle Alpi dari stadion sebelumnya yaitu Stadion Comunale dianggap kontroversial pada saat itu. Kepindahan Juventus ke Delle Alpi juga dipenuhi kritik karena jarak pandang dari tribun penonton ke lapangan dianggap terlalu jauh dan menyulitkan bagi penonton yang datang sehingga menjadikan Juventus saat itu justru lebih banyak yang menontonnya dari siaran langsung televisi. Kapasitas Delle Alpi adalah 67.000 kursi tetapi hanya setengahnya saja yang kerap terisi setiap Juventus bermain di sana. Juventus kemudian membeli Delle Alpi dari Pemerintah Daerah Torino pada tahun 2003.

Juventus kemudian pindah dari stadion yang tidak populer tersebut pada tahun 2006 dan mulai berencana untuk membangun tempat yang lebih menyenangkan bagi pemain dan penggemar. Saat itu, mereka berbagi Stadion Olimpiade Torino yang baru direnovasi dengan klub sekota Torino F.C., yang juga kurang populer karena kapasitasnya yang kecil.

Pada November 2008, klub mengumumkan rencana untuk membangun stadion berkapasitas 41.000 penonton di bekas lokasi Stadion Delle Alpi. Stadion baru tersebut dibangun dengan biaya €100 juta (£90 juta) dan diputuskan bahwa lintasan atletik yang menjadi ikon Delle Alpi akan dihapuskan dan akan membuat stadion yang mirip dengan stadion sepak bola di Inggris. Juventus menjadi klub Italia pertama yang membangun dan memiliki stadion sendiri.

SONY DSC

Upacara pembukaan stadion diadakan pada tanggal 8 September 2011, dengan pertandingan eksibisi sejarah melawan Notts County, sebuah tim sepak bola dari Nottingham, Inggris. Pertandingan berakhir 1–1 dengan gol dari Luca Toni dan Lee Hughes pada babak kedua. Sebagai tanda terima kasih, Notts County kemudian mengundang Juventus untuk bertanding kembali di Meadow Lane pada tahun 2012 untuk merayakan ulang tahun ke-150 klub tersebut.

Pertandingan resmi perdana Juventus di stadion ini adalah pada laga pembuka musim Serie A 2011-12 tanggal 11 September 2011 melawan Parma. Stephan Lichtsteiner mencetak gol resmi pertama Juventus di stadion ini pada menit ke-17. Juventus memenangi pertandingan ini dengan skor 4–1.

Jumlah penonton terbanyak yang datang ke Juventus Stadium tercatat mencapai angka 40.045 pada tanggal 20 Maret 2012 untuk pertandingan Piala Italia melawan AC Milan yang berakhir 2–2 dengan kemenangan agregat 3–2 untuk Juventus. Sementara, jumlah penonton terbanyak yang menghadiri pertandingan Serie A adalah 38.686 yang tercatat pada 22 April 2012 saat Juventus melawan AS Roma. Juventus memenangkan pertandingan tersebut dengan skor dominan 4–0.

Stadion ini memiliki kursi VIP sebanyak 3.600 dan 64 kotak eksekutif VVIP. Layanan bagi para eksekutif ini termasuk pintu masuk yang khusus disediakan dalam stadion, kursi mewah dengan televisi LCD pribadi, restoran eksklusif, bar, lounge, finger food pada jeda antar babak dan setelah pertandingan, disediakannya tempat parkir, dan akses ke museum (mulai tahun 2012).

“Juventus Premium Club” adalah proyek perusahaan perhotelan dan pariwisata Juventus, yang ditujukan untuk perusahaan yang ingin menghibur klien dan mitra mereka untuk makan siang atau makan malam di Stadion Juventus sebelum pertandingan.

Selain itu, stadion menampung sebuah kompleks perbelanjaan seluas 34.000m2 yang buka setiap hari dan ruang parkir untuk 4.000 kendaraan. Sebuah museum baru yang didedikasikan untuk sejarah Juventus terletak di dekatnya

Volkswagen type 2 kombiVolkswagen

Volkswagen type 2 kombiVolkswagen adalah salah satu pabrik mobil terkenal di eropa. VW Beetle adalah mobil produksi pertamanya yang sangat sukses di pasaran, bahkan menjadi legenda di dunia otomotif. Usai perang dunia kedua, Volkswagen kembali memasuki pasar mobil dengan membuat sebuah Microbus. VW jenis ini diberi kode sebagai VW Type 2, menyusul VW Beetle yang diberi kode VW Type 1. VW Type 2 inilah yang nantinya menjadi cikal bakal dari kendaraan van modern untuk pengangkutan kargo dan penumpang.

vw-combi-limosin-1

Ide untuk pembuatan VW Type 2 sebenarnya berasal dari importir mobil VW asal Belanda yang bernama Ben Pon. Pada tahun 1947, Ben terinspirasi oleh troli bermotor di pabrik-pabrik. Ben langsung VW microbus kombi T1membayangkan sebuah mobil berbentuk kotak yang mempunyai ruang sangat lega untuk mengangkut barang-barang seperti sebuah troli. Untuk memujudkan imajinasinya itu, Ben membuat sketsa dengan menggunakan sasis VW Beetle sebagai basic-nya. Bentuknya memang unik, posisi pengemudi tepat diatas roda depan, dan ini memang merupakan desain mobil pertama yang memakai bentuk seperti itu

vw kombi pick up T2aPrototipe pertama VW Microbus memang kurang baik, oleh sebab itu mobil jenis van ini pun mendapat penyempurnaan lebih lanjut di pusat fasilitas wind tunnel Universitas Teknik di Braunschweig, Jerman. Pada tahun 1949, di Jenewa Motor Show, VW Microbus ini ditampilkan kepada publik. Dan pada 8 Maret 1950, ketika Heinz Nordhoff menjadi kepala eksekutif, Volkswagen segera menyempurnakan desain ini dan memasukkannya ke dalam produksi.
Generasi pertama VW Microbus type 2 yaitu T1-pun segera diproduksi pada tanggal 08 Maret 1950 di pabrik Wolfsburg (1950-1956) dg kapasitas 10 unit perhari, selanjutnya di pabrik baru di Hanover dan terus berlanjut pada pabrik-pabrik lainnya dengan berbagai versi yaitu :
* VW Type 2 T1 diproduksi dari 1950 hingga 1967 di jerman, sedangkan di Brazil diproduksi hingga tahun 1975. Ciri mobil ini adalah ukuran pintu belakang yang besar dan lingkar roda berukuran 16 inchi.
* VW Type 2 T2 yang mulai diproduksi pada tahun 1968 hingga 1979. Produksi dilanjutkan di Meksiko sampai dengan tahun 1980, kemudian di Brasil sampai dengan tahun 1996. Perbedaaan dengan T1 adalah pintu belakang yang lebih kecil serta lingkar roda yang lebih kecil yaitu berukuran 15 inchi. Versi yang diproduksi sebelum 1971 disebut sebagai T2a sementara yang dihasilkan setelah 1972 diberi label T2b.

volkswagen-combi-03

* VW Tipe 2 T3 diperkenalkan pada tahun 1979 dan diproduksi sampai tahun 1991.
* Dilanjutkan dengan versi-versi lainnya hingga sekarang
vw kombi 4×4 t2bSelama diproduksi hampir empat dekade tersebut, desain VW Type 2 itu hampir tidak berubah. Jumlah total keseluruhan produksinya mencapai lima juta unit.
Mobil ini mempunyai keunggulan yaitu ruang penumpang yang sangat lapang. Dengan kapasitas angkut untuk 8 orang penumpang, tetap menyisakan ruang yang cukup lega. Dengan mesin yang dipasang di belakang, sopir tidak terganggu oleh kebisingan yang keluar dari mesinnya. Selain itu dengan harga jual yang cukup murah, mobil ini menjadi pilihan utama dibandingkan dengan mobil sejenis microbus lainnya.
Selain kategori diatas, ada banyak pengecualian dalam cara penamaan ini vw kombi t3dengan banyak nama alternatif. antara lain : Eurovan, Microbus, Westfalia Camper, Panel Van, Kombi, Samba, Pick-up, Westy, Multivan, Weekender, Splittie, 11-window, 13-window, 15-window,21-window, 23-window, Breadloaf, Bay-Window, Vanagon, VW Bus, Bully,dll.

5 Festival Musik Rock/metal Terbesar Di Dunia

5 Festival Musik Rock/metal Terbesar Di Dunia !!

1. ROCK AM RING and ROCK IM PARK FESTIVAL

94449_460

Rock im Park and Rock am Ring adalah festival musik terbesar di Jerman dan salah satu yang terbesar di dunia dengan kehadiran gabungan lebih dari 150.000 orang pada tahun 2007, ini menjadi arena cadas terbesar di dunia.
SEJARAH SINGKAT :
Rock am Ring awalnya sebagai parade musik rock biasa pada tahun 1985, namun karena sukses komersial (dengan 75.000 penonton),Rock im Park berlangsung untuk pertama kalinya di Wina . Untuk acara tahun 1994, Rock im Park pindah ke Bekas Bandara Munich, dan tahun berikutnya ke Munich’s Olympiastadion , di mana bertahan sampai event 1995 dan 1996. Sejak tahun 1997 sampai sekarang, Rock im Park diadakan di Frankenstadion atau daerah sekitarnya di Nürnberg.Di bawah ini ada video live dari Avenged Sevenfold – Rock Am Ring 2011 yang keren abis di simak gan!

2.Download Festival, Donington Park, Inggris

Download-Festival

Festival ini juga menyediakan tiket gratis gan, tapi nontonnya dari jauuuuh . Untuk edisi 2011, festival ini sudah berlangsung berlangsung antara 10 dan 12 Juni 2011.
SEJARAH SINGKAT Download festival :
Acara Download Festival muncul pada tahun 2003 sebagai tindak lanjut dari Monster of Rock Festival yang telah diselenggarakan di di Donington Park sirkuit antara tahun 1980 dan 1996.
Nama Download dipilih untuk festival karena dua alasan. Mendownload adalah kata kotor di industri musik pada saat itu, karena file sharing, dan rock dipandang sebagai pemberontak genre musik. Kedua Download adalah Monster Of Rock untuk abad 21 dan internet akan menyediakan konektivitas dengan penontonnya. simak juga gan video nya SLIPKNOT di DOWNLOAD FESTIVAL 2009.

3.WoodStock Music Festival

WOODSTOCK_XL

Woodstock-69

The woodstock festival rock yang terjadi di dekat woodstock , new york , pada 15 agustus 16 , dan 17 , 1969 , dan yang menjadi simbol dari tahun 1960-an counterculture amerika dan sebuah tonggak sejarah musik rock . Menonjol di antara mereka yang hadir itu adalah anggota counterculture , yang juga sering disebut sebagai hippie dan yang khas menolak materialisme dan otoritas , memprotes perang vietnam , mendukung pergerakan hak-hak sipil , berpakaian unconventionally , dan mengulik terlarang dengan seks dan narkoba . Woodstock dikandung oleh empat mitra muda michael lang , kemudian manajer sebuah rock band , artie kornfeld , seorang eksekutif di capitol catatan ; dan dua modal ventura , john roberts dan yoel rosenman . Rencana asli mereka telah membangun sebuah studio rekaman di woodstock , sebuah kota kecil di pegunungan ketika musisi bob dylan dan grup rock disebut band menetap di sana . Untuk mempromosikan ide dari studio empat pasangan yang memutuskan untuk membuat panggung konser.yg skrng dinamakan woodstock music and art fair.

4.Roskilde Music Festival

roskilde-festival-orange-scene-408

Banyak anak muda di Eropa tahu Roskilde Festival tanpa mengetahui apa-apa tentang kota Roskilde. Setiap tahun pada Juli ,170 band bermain di hadapan 80,000 pengunjung dalam Roskilde. Meskipun Roskilde adalah salah satu Festival rock tertua dunia, Roskilde melahirkan nama musik dan bakat-bakat baru. Tahun 2007 festival disajikan: Beastie Boys, Björk, Muse, Queens of the Stone Age, Red Hot Chili Peppers, Tiësto, The Who dan sekitar 160 band lain. Festival Roskilde dijalankan oleh organisasi non profit The Roskilde Festival Society. Keuntungan dari festival disumbangkanay kepada tujuan kemanusiaan dan buda. telah memberikan sumbangan 11 juta Euro untuk korban perang di Irak, Doctors Without Borders, Amnesty International, Save the Children, World Wildlife Fund (WWF) dan banyak, banyak orang lain.

5.Rock On the Range

rotr sat 535

Rock On the Range adalah festival Rock tahunan. Rock On the Range menampilkan sebagian besar band rock, dengan band klasik.Biasanya band klasik menjadi bang pembuka festival. Festival ini diadakan di dua tempat; Stadion Columbus Crew di Columbus, Ohio dan penginapan Canad stadion di Winnipeg, Manitoba. Rock On the Range memulai debutnya di Columbus pada 19 Mei 2007 dan di Winnipeg pada 27 Juni 2009

By khairurrozikin14 Posted in Music

FLOAT

artworks-000052049147-ct3ow6-crop

Float adalah sebuah band yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 2004 oleh Hotma “Meng” Roni Simamora, Windra “Bontel” Benyamin, dan Raymond Agus Saputra. Pada awal tahun 2005 Float merilis mini albumnya yang berjudul “No-Dream Land” secara independen. Mini album ini menarik perhatian produser film Mira Lesmana yang kemudian meminta Float mengisi album soundtrack untuk film “3 Hari Untuk Selamanya” (2007) yang disutradarai Riri Riza. Dengan album soundtrack tersebut, Float memperoleh penghargaan bergengsi seperti Abhinaya Trophy untuk Soundtrack Terbaik di ajang Jakarta Film Festival dan Best Theme Song di ajang penganugerahan MTV Indonesian Movie Awards, semuanya didapat di tahun yang sama, 2007. Pada tahun 2008, lagu yang berjudul “Surrender” digunakan sebagai lagu tema promosi film seri yang berjudul “Heroes” (Season 2) produksi Satellite Television for the Asian Region (STAR), sebuah televisi satelit berbayar yang berbasis di Hong Kong. Di tahun yang sama, dengan lagu “Waltz Musim Pelangi”, Float ikut berkolaborasi dalam album kompilasi “Songs Inspired by Laskar Pelangi” (Miles Music / Trinity Optima). Berselang 4 tahun kemudian, Float menelurkan “Songs Of Seasons” yang dirancang khusus sebagai lagu tema iklan tv “Wonderful Indonesia”, salah satu media kampanye promosi pariwisata Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Dari Zero Ke Float

2002

Setelah dua tahun lulus kuliah dan bekerja sebagai fotografer lepas, penyanyi/penulis lagu Hotma ‘Meng’ Roni Simamora diajak bergabung dalam sebuah band bernama Zero oleh Svendpri Sanderson Umpel, teman lamanya saat di sekolah menengah atas dulu. Zero adalah sebuah proyek “sampingan” yang didirikan Svendpri (vokal/gitar) dan dua rekan se-bandnya di Mangobuds. Kedua rekannya itu adalah Priyo Budz (bas) dan Richard Henry Pattiradjawane (gitar). Windra ‘Bontel’ Benyamin, yang saat itu juga bergabung dalam Mangobuds sebagai gitaris, sering ikut nongkrong saat Zero latihan dan nge-gig.

Pada akhir Desember 2002, di tempat mereka semua menginap waktu Zero bermain di sebuah acara di Bandung, Bontel meminta Meng memainkan beberapa lagu ciptaannya. Setelah mendengarkan lagu-lagu itu Bontel mengajak Meng untuk merekamnya di studio rumahnya.

2003

Pada awal Januari 2003, Bontel dan Meng mulai merekam guide track yang terdiri dari vokal dan gitar. Sebagian besar dari lagu-lagu itu ditulis Meng pada tahun 90an (‘Pulang‘, ‘Sementara‘, ‘Perlahan’, dan ‘Biasa‘ yang merupakan versi awal dari ‘3 Hari Untuk Selamanya‘). Sedangkan sebagian lainnya adalah karya-karya terbarunya waktu itu (‘No-Dream Land‘ dan ‘Stupido Ritmo‘). Dengan materi yang ada ini Bontel mengajak Meng untuk bersama-sama menjadikan proyek ini sebagai proyek album solo Meng dimana Bontel berperan sebagai produser. Tidak lama kemudian, keduanya pun akhirnya hengkang dari Zero dan Mangobuds.

2004

Bontel memilih mengerjakan ‘Pulang’ sebagai lagu pertama. Ia mengerjakannya selama hampir setahun. Hal ini disebabkan oleh rusaknya data digital yang menyimpan komposisi & aransemen instrumen yang telah ia buat untuk lagu itu. Kesibukannya dalam pekerjaan di sebuah rumah produksi sebagai sound designer dan jingle maker pun ikut menjadi penyebabnya. Untuk menyelesaikan aransemen ‘Pulang’, Bontel merasa perlu mengganti track bas ‘plastik’ (midi) yang telah ia buat. Akhirnya ia membujuk teman se-bandnya di d’Opera dulu, yaitu Raymond ‘Remon’ Agus Saputra, untuk bergabung sebagai pemain bas. Dengan bergabungnya Remon, Bontel lalu mengajak Meng untuk kembali melanjutkan proyek album solonya ini sebagai proyek sebuah band.

Pada tanggal 22 Agustus 2004 sesi rekaman ‘Pulang’ dan ‘Stupido Ritmo’ selesai.

Walaupun saat itu industri musik indie telah berkembang pesat, satu-satunya hal yang mereka lakukan pada karya rekaman itu agar didengar banyak orang adalah dengan membagikan copy rekaman itu ke teman-teman. Karena saat itu baru ‘Stupido Ritmo’ saja yang sudah selesai mastering, keping-keping CD kopian itu hanya berisi satu lagu. Mereka pun belum memikirkan nama yang mewakili mereka bertiga sebagai sebuah band, hingga seorang teman (Febi Lubis – Tassignon) menanyakannya. Untuk itu, pada tanggal 30 Agustus 2004, Meng menawarkan Bontel dan Remon tiga buah nama termasuk ‘Float’ yang akhirnya terpilih karena maknanya yang paling mewakili ketiganya dalam hal pendekatan bermusik dan semangat kebebasan berekspresi.

Diam-diam Febby mengirim CD itu ke Anton ‘Not’ Wahyudi yang saat itu bekerja sebagai music director di Radio Prambors Jakarta. Tidak lama kemudian, ‘Stupido Ritmo’ pun mulai mengudara dan masuk ke daftar tangga lagu musik indie ‘Prambors Nubuzz’. Lagu itu pun akhirnya mencapai puncaknya pada tanggal 8 Desember 2004 dan bertengger disana selama tiga minggu.

Dengan tambahan lagu ‘No-Dream Land’, Float memutuskan untuk memproduksi sendiri album perdananya dengan judul yang sama. Album itu hanya memuat tiga buah lagu, bersama dua lagu lainnya ‘Stupido Ritmo’ dan ‘Pulang’.

2005

Pada awal Januari 2005, album perdana Float ‘No-Dream Land‘ yang jumlahnya hanya 1000 keping mulai didistribusikan melalui distro-distro dan pesanan. Sebagian malah tetap mereka bagikan ke teman-teman, beberapa stasiun radio di kota-kota besar, stasiun TV swasta, dan ‘target market’ lainnya.

Pada bulan April 2005, Radio Prambors Jakarta menganugerahkan Float sebuah reward sebagai band yang jenis musiknya dianggap ‘out of the box‘ dalam ajang ‘Prambors Blast The Rewards’.

Tak disangka-sangka, pada bulan November 2005, produser film Mira Lesmana berada di antara penonton di konser mini mereka di Tornado Coffee Kemang Jakarta. Pada saat sesi rehat ia mendatangi mereka untuk menyampaikan kesukaannya pada musik Float. Ia pun menawarkan sebuah proyek kolaborasi dimana Float, dengan musik dalam album barunya nanti, akan mengisi soundtrack untuk film terbarunya yang berjudul ‘3 Hari Untuk Selamanya‘ yang disutradarai Riri Riza. Album baru itu akan dirilis oleh label perusahaan rekamannya yang baru, yaitu Miles Music. Tawaran itu pun langsung disambut antusias oleh Meng, Bontel, dan Remon.

2006

Sayangnya, bersamaan dengan kealpaan seorang manajer resmi yang berperan penting dalam menangani pengembangan visi, soliditas, citra, dan potensi bisnis yang diperlukan untuk kelangsungan eksistensi Float, berbagai masalah yang melibatkan ketiganya makin banyak bermunculan dan tidak terhindarkan. Apalagi setelah Bontel dan Remon direkrut untuk bekerja di sebuah rumah produksi yang membuat ketiganya semakin jarang bertemu. Akhirnya, pada tanggal 5 Februari 2006, Meng memutuskan untuk menjalankan proyeknya sebagai musisi solo.

Tapi, perpisahan itu tidak berlangsung lama. Pada pertemuan Meng dan Abang Edwin SA yang juga merupakan teman istrinya, Meng menceritakan kondisi Float terakhir. Abang mengusulkan agar mereka bersama-sama menemui Mira Lesmana untuk menceritakan perkembangan ini, sehubungan dengan tawaran kolaborasi yang sudah terlanjur disanggupi oleh Float. Akhirnya Meng setuju untuk bergabung kembali dengan Bontel dan Remon dalam Float yang baru sebagai sebuah proyek, bukan sebagai band. Abang pun berperan sebagai manajer proyek itu. Pada bulan April 2006, mereka mulai mengerjakan album baru mereka yang kemudian diberi judul ‘Music For 3 Hari Untuk Selamanya‘ (Miles Music, 2007). Pada tanggal 21 Desember 2006, proses mastering album itu selesai. Tidak lama kemudian, Jakobus Mulia bergabung dengan Float untuk membantu menjalankan peran manajerial.

2007

Pada tanggal 18 Juli 2007, Timur Segara (drum, Clorophyl/B+), bergabung sebagai pemain pendukung dalam gig-gig Float.

Dengan album soundtrack mereka, Float memperoleh penghargaan bergengsi seperti Abhinaya Trophy untuk Soundtrack Terbaik di ajang Jakarta Film Festival dan Best Theme Song di ajang penganugerahan MTV Indonesian Movie Awards, dimana keduanya didapat di tahun yang sama. Selain itu, sebuah pencapaian lain juga diraih Float. Lagu mereka yang berjudul “Surrender” digunakan sebagai lagu tema dalam promosi media sebuah film seri produksi Satellite Television for the Asian Region (STAR), sebuah televisi satelit berbayar yang berbasis di Hong Kong. Film seri itu berjudul ‘Heroes’ (Season 2).

2008

Pada awal 2008 masing-masing anggota Float memutuskan untuk mengerjakan proyeknya sendiri. Meng pun melanjutkan Float dengan mengerjakan sendiri lagu-lagu barunya. Salah satunya, yang berjudul ‘Waltz Musim Pelangi‘, dirilis dalam album kompilasi ‘Songs Inspired by Laskar Pelangi‘.

2011

Setelah vakum selama 2 tahun, akhirnya Meng menemukan tim barunya untuk kembali menghidupkan Float. Semua berawal pada saat Meng bertemu lagi dengan Timur Segara awal Desember 2010 lalu. Timur menyarankan agar Float diaktifkan lagi dengan mengajak adik ipar Meng, Leo Christian (bas, Ecoutez!), yang juga teman sekolah Timur dulu. Untuk menyempurnakan formasi baru ini, David Qlintang (gitar elektrik, A.Y.A/Max Havelaar/Clorophyl) dan Iyas Pras (keyboard, Ecoutez!) pun bersedia bergabung. Bulan Desember 2011 formasi ini merilis single “I.H.I” yang ditulis Meng tahun 2010.

2012

Awal tahun 2012 single ke-2 “Ke Sana” dirilis. Pasca Float2Nature Leo & Iyas kembali aktif dengan Ecoutez!. Bontel & Remon resmi bergabung lagi dan Float kembali ke formasi awalnya. Pada masa awal reuni ini, Float menelurkan “Songs Of Seasons” yang merupakan lagu tema iklan tv “Wonderful Indonesia” yang digunakan sebagai salah satu media kampanye promosi pariwisata oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

2013

Pada tanggal 2-3 November 2013, dengan dukungan dari berbagai pihak, manajemen Float kembali mengadakan Float2Nature. Float2Nature yang ke-2 ini adalah Float2Nature yang pertama bagi formasi awal Meng, Bontel, dan Remon. Sejak kembali ke formasi awalnya hingga sekarang, Float didukung David Qlintang, Wizra Uchra (drum/perkusi, A.Y.A), dan Bharata Eli Gulö (perkusi, Bonita and The husBand). Saat ini Float tengah menyiapkan album terbarunya.

source : http://floatproject.com/biography/

By khairurrozikin14 Posted in Music

Festival Woodstock

Woodstock_poster

Pada bulan Agustus 1969, berlangsung sebuah ‘konferensi’ hippies ugal-ugalan yang penuh dengan hentakan rock & roll, sikap kontrakultur, serta tebaran bunga, cinta dan ganja. Saatnya kembali menyimak bagaimana ide, rencana dan kerja keras di balik kejadian itu. Sebuah perjalanan berliku menuju ‘surga kecil’ Woodstock, tiga puluh tujuh tahun yang lalu!…

Suatu hari di akhir bulan Desember 1968, Michael Lang (24 tahun) memasuki kantor Capitol Records di New York sambil membawa seberkas proposal. Lang adalah pemuda eksentrik yang jarang memakai sepatu dan menjadi manajer grup band Train. Maksud kedatangannya adalah untuk mencari kontrak rekaman bagi kelompok asuhannya itu.

Di salah satu ruangan kantor tersebut, duduk seorang pria bernama Artie Kornfeld (25 tahun) yang menjabat sebagai wakil presiden Capitol Records. Ruangannya selalu jadi tempat favorit bagi musisi yang menginginkan kontrak rekaman serta berharap albumnya bisa terjual jutaan kopi. Kesibukan Kornfeld yang lain adalah menulis lagu sekaligus memproduseri band The Cowsills. Ia telah menulis sekitar 30 singel hit, termasuk lagu Dead Man’s Curve yang direkam oleh Jan and Dean.

Lang yang tahu kalau Kornfeld pernah tinggal sekampung dengannya di Bensonhurst, Queens, langsung membuat janji bertemu dan mengatakan pada resepsionis Capitol bahwa ia adalah tetangga Kornfeld. Sejak pertemuan itu Lang dan Kornfeld mulai berteman baik.

Suatu ketika, Lang berkunjung ke apartemen Kornfeld di New York dan mereka berbincang banyak sepanjang malam. Dua pemuda itu mulai menjajaki kemungkinan kerjasama. Salah satu ide mereka adalah membuat semacam ledakan kultural, pertunjukan musik besar atau extravaganza. Ide lain yang sempat terpikir saat itu adalah membangun studio rekaman.

Mereka langsung teringat pada Woodstock, suatu lahan luas yang letaknya 100 mil dari Manhattan. Mereka yakin tempat itu mampu merefleksikan semangat ‘Back To The Land’ dalam suatu isu budaya tandingan. Apalagi Woodstock juga dianggap semacam Mekkah-nya para ikon rock & roll terkenal. Di era ‘60-an para musisi seperti Bob Dylan, Tim Hardin, Van Morrison, Jimi Hendrix dan Janis Joplin sempat pindah atau bekerja di daerah itu.

* * * * *

John Roberts (26 tahun) dan Joel Rosenman (24 tahun) bertemu secara tidak sengaja saat mereka menjalani kursus golf di musim gugur 1967. Sejak itu mereka menjadi dua sahabat, bahkan tinggal seapartemen. Keduanya ingin memproduksi sebuah program acara komedi situasi untuk stasiun televisi. “Itu seperti suatu komedi kantoran tentang dua lelaki yang lebih mempunyai banyak uang daripada isi dalam tempurung otaknya,” jelas Rosenman. “Setiap minggu mereka berdua memulai suatu bisnis baru, namun hasilnya selalu berantakan.”

Untuk merealisasikan ide produksi sitkom tersebut, pada bulan Maret 1968 mereka memasang iklan di Wall Street Journal dan The New York Times. Di dalam redaksional iklan itu tertulis ; “Pemuda dengan modal tak terbatas mencari kesempatan investasi dan kemungkinan usaha bisnis yang menarik.”

Mereka akhirnya mendapatkan banyak respon balasan dari ribuan pelamar. Mulai dari tawaran usaha bola golf, sepeda es buatan eropa, dan bermacam bisnis lainnya. Roberts dan Rosenman akhirnya pusing dan menyerah. Mereka menghapus impian produksi acara televisi dan segera beralih pada sektor usaha wiraswasta. “Bagaimanapun, kita telah menjadi karakter dalam show kita sendiri,” kata Rosenman sedih.

Di waktu yang sama, Lang dan Kornfeld sedang mencari modal untuk bikin festival musik dan studio rekaman. Mereka belum pernah sekalipun membaca iklan yang dipasang oleh Roberts dan Rosenman. Hingga suatu kali pengacara mereka merekomendasikan Lang dan Kornfeld untuk segera menemui dua pemuda kaya-raya tersebut.

* * * * *

Ke-empat pemuda itu bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Februari 1969. “Kami bertemu di apartemen mereka di 83rd Street,” kisah Lang. “Mereka seperti dua pemuda yang naif. Mereka berpakaian sangat rapi, memakai jas dan kemeja. Artie yang banyak berbicara saat itu, sebab mereka tampaknya bingung dengan wacanaku. Mereka cukup penasaran dengan isu budaya tandingan, dan tampak sangat tertarik dengan proyek ini. Mereka menginginkan sebuah proposal tertulis yang sayangnya tidak kami bawa saat itu. Lalu kami sampaikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan kami siapkan lengkap dengan anggarannya.”

Pada pertemuan kedua, Lang menyodorkan anggaran dana untuk proyek Woodstock sebesar 500.000 dollar AS dengan target 100.000 penonton. Mereka berempat mulai bersemangat akan proyek ini. Pembahasan makin menjurus pada hal-hal tehnis dan operasional konser.

Hingga akhirnya pada pertemuan ketiga di bulan Maret 1969, proyek pertunjukkan rock & roll terbesar itu resmi diketok. Mereka berempat sepakat untuk bekerjasama dan membikin Woodstock Ventures Inc, dimana masing-masing memiliki saham sebesar 25 persen.

Sebenarnya ini termasuk proyek nekat. Di antara mereka berempat hanya Lang yang pernah memiliki pengalaman dalam produksi konser musik. Ia pernah ikut membidani lahirnya Miami Pop Festival (1968), suatu festival musik yang berlangsung selama dua hari dan sukses menarik 40.000 penonton.

Roberts yang merupakan lulusan University of Pennsylvania akan lebih banyak menyuplai dana, karena ia adalah jutawan pewaris pabrik farmasi. Pengalamannya akan musik sangatlah minim. Bahkan ketika itu ia mengaku hanya sekali menonton pertunjukan musik, yaitu konser The Beach Boys.

Sedangkan Joel Rosenman adalah pemuda yang baru lulus dari sekolah hukum di Yale. Pada tahun 1967 ia sempat pegang gitar dan mengamen bersama sebuah band lounge dengan berkeliling motel mulai dari Long Islands sampai Las Vegas.

Hingga hari ini, ke-empat orang itu tidak pernah sepakat tentang siapa sebenarnya yang datang dengan konsep orisinil konser Woodstock. Lang dan Kornfeld mengatakan bahwa Woodstock memang sejak awal direncanakan sebagai suatu festival musik terbesar yang pernah ada. Lang bahkan mengaku telah memulai pencarian lahan pertunjukan sejak musim gugur 1968, jauh sebelum ia bertemu ketiga partnernya yang lain.

Sedangkan Roberts dan Rosenman menyatakan bahwa mereka berdua yang melatarbelakangi festival tersebut. Sebab awalnya Lang dan Kornfeld lebih tertarik untuk investasi di bidang studio rekaman, dengan sebuah pesta pribadi yang mengundang para kritikus rock & roll serta pihak eksekutif perusahaan rekaman.

Roberts dan Rosenman lalu memilih gagasan pesta dan sedikit merubahnya menjadi konser musik rock. “Kami berempat telah bersepakat,” ujar Rosenman. “Bahwa kami akan membuat sebuah pesta besar, dan keuntungannya digunakan untuk membuat studio rekaman.”

* * * * *

Woodstock Ventures kemudian mencari tempat sebagai lokasi pertunjukan. Mereka sempat menemui sejumlah agen real estate untuk menemukan lahan yang bisa disewa dalam jangka pendek. Lang dkk ketika itu ditawari sebuah lahan milik Howard Mills, Jr seharga 10,000 dollar AS yang terletak di daerah Town of Wallkill.

“Saat itu hari Minggu di akhir bulan Maret,” ujar Rosenman. “Kami pergi ke Wallkill dan melihat sebuah kawasan industri. Kami lalu berbicara dengan Howard Mills dan mulai mencapai beberapa kata sepakat.”

Meski Wallkill sebenarnya masih kurang ideal untuk rencana konser mereka. “Sayang, atmosfirnya kurang tepat. Wilayah itu adalah kawasan industri,” ujar Roberts agak ragu. “Tapi setidaknya kita telah memiliki kepastian lahan untuk Woodstock.”

Mills Industrial Park yang seluas 300 hektar itu sebenarnya memiliki akses yang sempurna. Jaraknya tidak sampai satu mil dari Route 17, jalur utama transportasi penghubung New York State. Tempat itu juga mempunyai sarana yang lengkap, termasuk saluran listrik dan air. Meski sebenarnya lahan itu termasuk zona wilayah industri, namun ijin yang diajukan Lang dkk adalah untuk pelaksanaan konser musik dan eksibisi budaya.

Rosenman ditugasi melobi pihak pemerintah setempat. Ia mengatakan bahwa pertunjukan ini hanya akan dimeriahkan oleh band jazz dan musisi folk saja, serta paling banyak hanya meraup 50.000 penonton. Namun seorang pejabat daerah, Jack Schlosser, sempat curiga akan rencana tersebut. Ia kurang yakin dengan perhitungan penyelenggara, dan menganggap Rosenman sedang mengada-ada serta tidak tahu apa yang sebenarnya mereka kerjakan.

Sementara itu, Lang bersama Kornfeld mulai merancang konsep, imej dan nilai-nilai luhur yang akan ditiupkan Woodstock. Sejalan dengan atmosfir budaya, sosial dan politik yang terjadi di AS saat itu, mereka merasa cukup penting untuk menebarkan topik kebebasan dan perdamaian sebagai isu utama dalam pertunjukan ini.

Sejak awal April 1969, mereka sudah menyebarkan promosi dan iklan ke berbagai media, termasuk majalah Rolling Stone dan Village Voice. Harian The New York Times dan The Times Herald-Record juga memuat iklan Woodstock di edisinya bulan Mei.

Bagi Kornfeld, Woodstock bukan sekedar panggung besar, aksi musisi terkenal atau tiket yang laris terjual bak kacang – event ini merupakan wujud kebebasan berpikir, suatu kejadian yang akan selalu mempengaruhi wacana sebuah generasi.

Publisitas Woodstock selalu dirancang dengan menyajikan simbol-simbol budaya tandingan, lengkap dengan kampanye perdamaian serta menolak segala bentuk kekerasan. Mereka mencanangkan kalimat “Three Days of Peace and Music” sebagai slogan festival ini.

Poster orisinil Woodstock dibuat oleh seorang seniman bernama Arnold Skolnick. Logo Woodstock awalnya bergambar seekor burung kucing (catbird) yang bertengger pada sebuah suling. “Waktu itu saya memang senang menggambar burung kucing. Namun setelah mengetahui festival itu disebut dengan Arnold Skolnick Three Days of Peace and Music, saya akhirnya memakai merpati. Suling juga saya tukar dengan gitar,” tutur Skolnick.

Satu pekerjaan penting lainnya adalah mencari musisi agar mau tampil di Woodstock. Musisi pertama yang dikontak Lang adalah Melanie Safka. Saat ditawari dengan entengnya Safka langsung menjawab, “Oh tentu.” Namun, belakangan Safka sangat terkejut karena Woodstock ternyata bukanlah festival kecil seperti yang dia bayangkan sebelumnya.

Sedangkan untuk mem-booking musisi dan band besar yang dibutuhkan oleh Lang dkk saat itu adalah kredibilitas. Mengingat nama mereka masih baru dan belum berpengalaman maka hanya ada satu cara untuk meyakinkan, yaitu dengan menawarkan bayaran terbesar bagi musisi tersebut.

Jefferson Airplane yang biasanya paling mahal di-booking sebesar 6.000 dollar AS, ditampar dengan tawaran 12.000 dollar AS. Hal yang serupa juga dilakukan pada Creedence Clearwater Revival (11.500 dollar AS) dan The Who (12.500 dollar AS). “Kami harus menggaet tiga band besar dan saya tak peduli berapa harganya. Jika mereka minta 5.000 dollar AS, kasih saja 10.000 dollar AS. Ini namanya kredibilitas,” tegas Lang.

* * * * *

Suatu hari di antara akhir April atau awal Mei 1969, Allan Markoff (24 tahun) melihat dua orang asing berjalan memasuki tokonya. Mereka adalah Lang beserta Stan Goldstein (35 tahun). Goldstein adalah teman lama Lang yang pernah terlibat dalam Miami Pop Festival 1968, dan menjadi koordinator urusan camping ground untuk Woodstock nanti.

“Mereka datang dan ingin tata suara untuk sekitar 50.000 sampai 150.000 penonton. Sampai tahun 1969, tidak pernah ada konser yang dihadiri lebih dari 50.000 orang. Mereka gila!” tukas Markoff.

Pilihan mereka pada Markoff disebabkan karena ia satu-satunya sound engineer lokal yang tercatat dalam majalah Audio Engineering Society. Markoff sendiri sudah memulai usaha toko peralatan audio-nya sejak tahun 1966 di Middletown.

Markoff masih ingat karakteristik sound yang dinginkan Lang dkk saat itu. Mereka minta dalam level amplifier yang paling rendah sekalipun harus mampu membuat sakit telinga pada penonton yang berdiri di depan speaker dalam jarak kurang dari 10 kaki!

Sementara Rosenman dan Roberts terobsesi akan dokumentasi film yang bisa menggambarkan aktifitas akhir pekan suatu konser musik. Jauh sebelum Woodstock, dokumentasi rock berarti hal yang tidak penting serta profit yang kecil. Namun video Monterey Pop yang baru dirilis tahun 1968 telah mampu mencapai boxoffice, dan memberi motivasi untuk pembuatan film sejenis.

Mereka menjatuhkan sasarannya pada sutradara berbakat Michael Wadleigh (27 tahun). Wadleigh saat itu telah memiliki reputasi sebagai sutradara dan kameramen untuk sejumlah film independen. Ia sudah banyak merekam kehidupan jalanan dan budaya di era ’60-an, serta pernah membuat film otobiografi tokoh-tokoh penting seperti Martin Luther King Jr, Bobby Kennedy dan George McGovern.

* * * * *

Masyarakat Wallkill sudah dapat mengidentifikasi proyek Woodstock ini. Gambaran sebuah konser rock bagi mereka adalah pemandangan kaum hippies, keributan dan lingkaran drugs. Dalam benak mereka, rambut panjang dan gaya hippies yang eksentrik selalu di-asosiasikan dengan arus politik sayap kiri atau pengguna obat terlarang. Penduduk pun mulai protes serta menolak rencana pesta barbar tersebut.

Pada bulan Juni 1969, Goldstein diutus hadir dalam rapat daerah yang membahas rencana Woodstock. Masalah mulai merebak, pihak birokrat dan warga setempat menyatakan penolakannya atas rencana konser tersebut. Imbasnya terkena pada sang pemilik lahan, Howard Mills, yang mulai sering diintimidasi. Ia sering mendapat teror telpon gelap dan diancam akan dibakar rumahnya. Bahkan tetangga sekitarnya mulai ikut menyalahkan dan memusuhi keluarga Mills.

Sementara itu publikasi Woodstock sudah beredar luas. Iklannya termuat di koran-koran, majalah dan stasiun radio di seputar Los Angeles, San Francisco, New York, Boston, Texas dan Washington, D.C. Tiketnya yang seharga 8 dollar AS per-hari dan 24 dollar AS untuk terusan tiga hari pertunjukan bahkan sudah bisa dipesan publik.

Namun konflik antara Woodstock versus birokrat lokal telah mencapai babak akhir. Pada tanggal 15 Juli 1969, pemerintah daerah Wallkill secara resmi melarang festival Woodstock dilangsungkan di wilayahnya. Alasannya karena rencana penyelenggara dianggap belum lengkap dan persyaratannya masih kurang.

“Saya benci Wallkill,” tegas Lang. Sejak awal ia sebenarnya merasa kurang yakin akan kondisi Wallkill. Daerah itu dianggap tidak cocok dengan nuansa ‘Back To The Land’ yang ingin mereka jual pada calon penonton. Apalagi Wallkill mulai diselimuti berbagai konflik politis dan sosial yang akan sangat berpotensi mengundang keributan. Mau tidak mau mereka musti mencari alternatif tempat yang lain.

* * * * *

Seorang seniman gay, Elliot Tiber, mendengar kabar bahwa festival Woodstock mengalami masalah di Walkill. Ia segera menelpon kantor Woodstock Ventures Inc dan langsung berbicara dengan Lang. Tiber coba menawarkan relokasi tempat konser dengan bantuan ijinnya.

Tiber adalah pengelola motel El Monaco yang sudah ia operasikan selama 12 tahun. Selama itu Tiber selalu mengijinkan berbagai pertunjukan musik dan seni untuk diadakan di lahannya. Ia bahkan merubah kasinonya menjadi sinema underground, tempat bagi penggiat sinema amatir untuk memulai dan belajar tentang bisnis film secara cuma-cuma.

Tiber merupakan warga Bethel yang sangat antusias dengan segala hal yang berbau seni. Namun tidak seorang pun di wilayah tersebut yang merespon baik aktifitasnya. Warga setempat terlalu sibuk membenci Tiber beserta kumpulan hippies-nya yang dianggap gerombolan kaum nomaden, homoseksual, dan lesbian.

Sejak awal Tiber sudah berniat membantu merealisasikan proyek Woodstock yang dicetuskan Lang dkk. Apalagi jabatannya sebagai President of the Bethel Chamber of Commerce selama beberapa tahun tentu akan melancarkan proses realisasi festival itu. Ia bahkan siap merelakan 15 hektar tanahnya untuk dipakai sebagai tempat pertunjukan.

Namun Lang menganggap lahan milik Tiber masih terlalu sempit dan sarananya kurang lengkap. Seketika Tiber teringat pada sobatnya si penjual susu, Max Yasgur, yang memiliki lahan paling luas di daerah itu. “Oh ya, kenapa kita tidak melihat tanah teman saya, Max Yasgur? Orang ini sudah lama menjual susu dan kejunya kepada kami. Ia memiliki tanah pertanian yang luas di daerah Bethel!…” seru Tiber.

Lahan itu digambarkan Tiber mirip seperti sebuah ampitheatre alam dan hanya dipenuhi sapi-sapi yang berkeliaran. “Saya yakin Max bisa memindahkan sapi-sapi itu ke dalam pekarangan rumahnya untuk sementara. Selama ini Max selalu mendukung teater kami. Dia juga suka musik. Ayo, mari kita tanyakan padanya!” ujar Tiber bersemangat.

Max Yasgur dikenal sebagai warga yang baik dan terpercaya di daerah Sullivan County. Ia pernah kuliah di New York University dan belajar hukum real estate. Sekitar tahun ’40-an ia kembali mengurusi tanah warisan keluarganya di daerah Maplewood, yang kemudian ia jual dan memutuskan pindah ke Bethel. Sepanjang tahun ‘50 hingga ’60-an Yasgur telah berhasil membangun industri susu yang terbesar di wilayah Sullivan County.

“Oh, ada apa ini Elliot? Apakah festivalmu tidak berjalan lagi?” jawab Yasgur gusar saat dikabari Tiber bahwa ada orang yang berminat menyewa tanahnya sebesar 50 dollar AS per-hari untuk sebuah festival yang akan dihadiri 5000 orang. Saat itu Yasgur belum bisa memutuskan dan menyuruh mereka datang melihat lokasinya terlebih dahulu.

Tidak lama kemudian, Lang dan Tiber sudah berdiri di atas tanah Yasgur. “Ajaib, ini sempurna! Ada sebuah danau pada latar belakangnya!…”, seru Lang girang setelah melihat sendiri lahan luas milik keluarga Yasgur. Negosiasi harga langsung dibicarakan saat itu juga.

Beberapa hari setelah pertemuan itu, Lang dan Tiber membawa anggota panitia lainnya dengan mengendarai 8 buah limosin untuk melihat lahan baru calon lokasi Woodstock. Yasgur cukup terpesona dengan penampilan mereka, hingga dalam sekejap ia langsung menaikkan harga sewa lahannya. Negosiasi berjalan cukup alot dan menghasilkan kesepakatan harga yang mereka rahasiakan sampai sekarang.

Pada tanggal 20 Juli 1969, stasiun radio WVOS yang sudah mengetahui rumor tersebut langsung menyiarkan kabar perpindahan lokasi Woodstock ke daerah White Lake. Masyarakat setempat juga sudah mendengar berita itu dan menyebutnya sebagai ‘Woodstock Hippie Festival’.

Belajar dari pengalaman birokrasi di Wallkill, Lang dkk tidak ingin gegabah lagi. Mereka menegaskan pada pemerintah daerah Bethel bahwa festival ini hanya akan meraup paling banyak 50.000 penonton. “Ya, terpaksa saya harus memanipulasinya,” ujar Lang tentang prediksi jumlah penontonnya. ”Sebenarnya saya merencanakan ini untuk seperempat juta orang, tapi kami tidak ingin membuat masyarakat menjadi khawatir.”

* * * * *

Lang dkk kembali melanjutkan perburuan band dan musisi untuk Woodstock. Sejak awal mereka menganggarkan 15.000 dollar AS untuk setiap musisi. Sejumlah nama sudah dipegang dan sepakat, namun pihak manajemen Jimi Hendrix ternyata meminta lebih. Hendrix memang yang termasyhur saat itu. Dalam sebuah show-nya di California, sang dewa gitar itu bahkan dibayar 150.000 dollar AS.

“Lalu kami tawarkan 32.000 dollar AS untuk Hendrix. Dia akan jadi headliner yang menutup Woodstock. Akhirnya dia sepakat dengan harga tersebut.” Ujar Rosenman yang terpaksa merahasiakan kesepakatan nominal itu. “Kami katakan pada yang lain bahwa Hendrix akan bermain dua set dengan harga masing-masing 16.000 dollar AS. Kami harus melakukan (kebohongan) ini, atau Airplane akan minta lebih dari 12.000 dollar AS.”

Lang segera menyiapkan kontrak untuk semua musisi penampil. Joan Baez akan bermain di hari pertama, Jum’at 15 Agustus. Musik rock & roll disediakan hari khusus sepanjang Sabtu dan Minggu. Satu-satunya aksi Hendrix adalah sebagai penutup Woodstock, dan tidak akan ada musisi lain yang tampil setelahnya. Total Lang dkk menghabiskan 180.000 dollar AS hanya untuk anggaran honor musisi dan band.

Bob Dylan adalah satu-satunya musisi terkenal yang belum masuk dalam kontrak mereka. Saat itu Lang yakin bahwa Dylan akan datang dengan sendirinya, sebab kelompok musik pendukungnya, The Band, sudah dipastikan akan tampil di Woodstock. Apalagi rumah Dylan terbilang cukup dekat, hanya 70 mil dari Bethel.

Beberapa pekan sebelum festival, Lang bersama Bob Dacey malah sempat mendatangi rumah Dylan di Ulster County. “Kami mengobrol selama beberapa jam. Saya mengundangnya ikut dalam konser, tapi ia akhirnya tidak pernah datang. Apa alasannya, saya tidak tahu.” tutur Lang.

* * * * *

Penduduk Bethel bukannya tidak tahu kekhawatiran masyarakat Wallkill sebelumnya akan festival ini. Problem kaum hippies, drugs, lalu lintas dan air tetap menjadi topik protes mereka. Lang dkk akhirnya memilih untuk membayar segala pungutan bahkan termasuk menyuap pejabat lokal agar proses ijin konser berjalan lancar, dan mendapat restu dari birokrat maupun masyarakat setempat.

Seorang penduduk Bethel, Abe Wagner (61 tahun) mendapat kabar bahwa tiket Woodstock sudah terjual sebanyak 180.000 lembar. Padahal festival itu masih akan digelar dua minggu lagi. Ia segera mendekati masyarakat setempat untuk mencari dukungan protes dan membuat petisi penolakan festival Woodstock.

Ketika itu Wagner takut bakal terjadi migrasi kaum hippies besar-besaran dan menimbulkan kerusuhan di Bethel. Ia lebih khawatir lagi setelah membaca iklan di majalah yang menulis ; ‘Datanglah ke Woodstock dan lakukan apa yang kamu suka tanpa ada yang menghalangimu!’

Sebagian penduduk bahkan siap menempuh jalur hukum untuk membatalkan festival tersebut. Namun 800 orang yang telah menandatangani petisi penolakan itu merasa dikecewakan oleh pejabat daerah Bethel, Daniel J. Amatucci, yang tidak menggubris surat protes mereka.

“Amatucci tidak memberitahu kami hingga seminggu sebelum festival,“ ingat Wagner. “Ia hanya berbalik dan membuangnya ke tempat sampah tanpa menyimaknya sama sekali.” Namun Amatucci mengaku telah membaca surat itu, dan ia hanya mengatakan pada Wagner bahwa semuanya sudah terlambat.

Tekanan, intrik dan protes makin menghantam kubu Lang dkk. Di awal Agustus 1969, Tiber mendapat telpon gelap dari seseorang yang mengancam kelangsungan konser dan nyawa para penyelenggara. Ia yakin teror yang kotor itu berasal dari golongan anti semit dan anti hippies.

* * * * *

Sepekan sebelum festival, lahan pertanian Yasgur tidak tampak seperti sebuah venue pertunjukan musik. “Mereka seperti sedang membangun rumah besar, yang lengkap dengan landasan helikopter,” ujar Art Vassmer, seorang pria pemilik toko serba ada di Bethel.

Sementara Goldstein menjajaki kerjasama dengan The Hog Farm, sebuah komunitas para indian peternak babi di California yang dipimpin oleh Hugh Romney alias Wavy Gravy. Rencananya, The Hog Farm akan dijadikan pemandu sekaligus panutan bagi penonton Woodstock berkaitan dengan aktifitas di camping ground.

“Kami butuh kelompok tertentu yang bisa diteladani penonton. Kami percaya bahwa gagasan tidur di alam terbuka akan sangat atraktif bagi orang-orang. Sekalipun kami sadar mereka yang datang belum pernah tidur beratapkan bintang sepanjang hidup mereka. Kami akan membuat sebuah pengalaman istimewa yang bisa mereka bawa pulang dan akan selalu menjadi kenangan.” ujar Goldstein.

Pada tanggal 7 Agustus 1969, Lang dkk mencoba menarik hati penduduk Bethel. Di saat pangung utama sedang dibangun, panitia mengadakan pertunjukan gratis untuk penduduk setempat. Grup band rock, Quill diundang tampil menghibur masyarakat yang duduk bergerombol di atas rumput.

Kelompok teater Earthlight juga ikut beraksi dalam ‘pesta rakyat’ tersebut. Mereka tidak memainkan karya klasik seperti Shakespeare atau yang lainnya. Earthlight malah menyajikan komedi musikal berjudul Sex, Y’all Come yang banyak mengumbar penari telanjang, dan membuat penonton shock.

Di waktu yang sama, sekelompok oposisi tetap bersikeras mencari strategi untuk menghentikan Woodstock. Mereka merencanakan bikin aksi barikade manusia di sepanjang jalan sebelum festival tersebut digelar.

Tiber yang mendengar bocoran informasi tersebut langsung menuju sebuah stasiun radio nasional. Di sana ia mengabarkan bahwa ada sebagian pihak yang akan mengganggu festival ini, namun (calon) penonton tidak perlu khawatir sebab Woodstock dijamin akan terus berjalan.

“Saya tidak dapat tidur nyenyak. Sekitar jam dua pagi saya terbangun karena mendengar bunyi klakson dan gitar. Saat itu masih Selasa pagi. Saya melihat ke luar dan ternyata penonton sudah mulai berdatangan.” kata Tiber yang semakin yakin bahwa Woodstock akan tetap berlangsung.

* * * * *

Saat persiapan Woodstock sudah mencapai tahap final, Kornfeld mulai memberi tawaran yang tidak dapat ditolak pada perusahan film Warner Brothers. Dua hari sebelum festival mereka telah bersepakat untuk memproduksi video Woodstock.

Kornfeld mengaku ia hanya butuh 100.000 dollar AS untuk membiayai produksi film yang ‘diperankan’ oleh Woodstock itu sendiri. Ia ingin segala bentuk akting, cahaya, dialog dan plot adalah orisinil apa adanya yang terjadi di festival tersebut.

“Michael Wadleigh sedang menunggu di lokasi konser bersama (Martin) Scorsese,” kisah Kornfeld. “Yang mereka butuhkan adalah uang untuk produksi film. Surat kontrak akhirnya ditulis tangan dan saya tandatangani bersama Ted Ashley (Warner Brothers).”

Kornfeld lalu meyakinkan Wadleigh, “Sebentar lagi akan ada ratusan ribu orang di sekitar lokasi ini. Kamu hanya perlu ambil gambar dengan biaya 100.000 dollar AS dan kamu mungkin akan menghasilkan jutaan dollar. Kalaupun (konser) berubah menjadi rusuh, kamu tetap akan menghasilkan karya dokumenter terbaik yang pernah dibuat.”

Wadleigh langsung menyiapkan sekitar 100 kru dari New York Film Scene, termasuk calon sutradara terkenal Martin Scorcese. Ia merancang skenario Woodstock sebagai sebuah perjalanan sejarah bagi para hippies yang mengkritik Perang Vietnam. Ia juga akan menggambarkan kondisi kehidupan penduduk lokal di sekitar lokasi festival.

Wadleigh ingin menjadikan rock & roll sebagai eksperimentasi sikap atas kondisi sosial dan politik yang terjadi di masa itu. Ia akan mengambil gambar dan frame yang bervariasi agar video-nya lebih berkesan, dan tidak sekedar menampilkan hura-hura musik atau pesta hippies semata. Wadleigh bahkan bersedia mengorbankan tabungannya sebesar 50.000 dollar AS untuk membuat film itu sebaik-baiknya.

* * * * *

Kamis siang, 14 Agustus 1969, jalan-jalan sudah mulai ramai dan padat. Kemacetan lalu lintas yang masif terjadi sepanjang puluhan mil dari lokasi pertunjukan. Tentu saja, mereka adalah calon penonton Woodstock yang datang dari berbagai belahan AS.

Hari itu lokasi pertunjukan juga sudah dipenuhi lebih dari 25.000 orang. Penyelenggara mulai panik dan segera menambah jumlah sarana seperti dapur, saluran air serta toilet darurat. Mereka juga merekrut tambahan personil sebagai petugas medis dan sekuriti. Setiap panitia ditandai dengan secarik kain di lengan dan password rahasia yang berbunyi ‘I Forget’.

Sejumlah kios merchandise juga mulai dibuka untuk publik. Mereka menjual berbagai macam souvenir khas kaum hippies serta atribut dengan simbol dan slogan kontrakultura. Sebagian kru panitia juga membangun panggung alternatif yang berukuran lebih kecil daripada main stage.

Ken Babbs, pemimpin komunitas Pranksters yang direkrut membantu pelaksanaan Woodstock, bertugas menjadi MC di panggung kecil yang terbuka bagi siapa saja yang ingin tampil. Perangkat sound system yang dipakai di panggung tersebut merupakan pinjaman dari grup band The Grateful Dead.

Ketika itu rakyat AS masih larut dalam euforia perayaan pesawat ulang-alik Apollo 11 yang berhasil mendaratkan manusia untuk pertama kalinya di bulan. “Di saat (astronot) Neil Armstrong berhasil membuat langkah besar bagi umat manusia, di sini kami juga sedang membuat langkah raksasa untuk (bangsa) Woodstock, ” tegas Babbs.

* * * * *

Ide gila, obsesi nekat dan kerja keras yang revolusioner itu akhirnya terwujud. Festival Woodstock resmi digelar mulai hari Jum’at tanggal 15 Agustus 1969 tepat pukul 17.07 waktu setempat, dan tidak pernah berhenti sampai Senin siang tanggal 18 Agustus 1969 di Sullivan County, Bethel, negara bagian New York, AS.

Sederet musisi beraksi di atas panggung dan memimpin ‘ritual rock & roll’ bagi ratusan ribu penonton – mulai dari Joan Baez, Ravi Shankar, Santana, Grateful Dead, CCR, Janis Joplin, The Who, Jefferson Airplane, Joe Cocker, Johnny Winter, hingga ‘sang malaikat’ Jimi Hendrix.

Selama empat hari, venue itu menjadi sebuah ‘negara mini’ dengan populasi 450.000 orang penduduk bangsa Woodstock. Mereka bergandengan tangan melancarkan gagasan kontakultur serta menghalalkan kebebasan berpikir, narkotika dan cinta. Di sana mereka telah menyimpulkan wacana kebersamaan, serta standar hidup yang damai, jujur dan anti kekerasan.

Festival yang menghabiskan biaya lebih dari 2,4 juta dollar AS itu membuat kemacetan lalu lintas yang parah di negara bagian New York. Hal itu bikin penduduk marah besar dan pemerintah setempat bersumpah tidak akan pernah lagi mengijinkan pertunjukan sejenis.

Selama Woodstock berlangsung, 5.162 orang terpaksa menjalani penanganan medis, beserta 797 pengguna narkotika yang harus dirawat. Meski tidak ada perempuan yang melahirkan, namun telah terjadi delapan kasus aborsi. Dua orang meninggal karena overdosis, dan seorang lagi tewas tergiling traktor yang supirnya tidak pernah diketahui sampai sekarang.

Woodstock memang terbilang sukses dan fenomenal, namun Lang dkk rugi besar hingga 1,3 juta dollar AS. Enam bulan setelahnya, Roberts dan Rosenman membeli saham milik Lang dan Kornfeld masing-masing senilai 31.240 dollar AS. Empat pemuda nekat penggagas Woodstock itu kemudian membubarkan diri dan berpisah.

* * * * *

Menurut ahli sejarah kontemporer AS, Bert Feldman, Woodstock adalah sebuah kejadian sejarah, sebuah bagian dari leksikon kultural. Seperti halnya Watergate yang dianggap puncak krisis kepercayaan nasional, atau Waterloo sebagai simbol kekalahan pahit bangsa Amerika.

Woodstock merupakan episode akhir dari hedonisme generasi bunga pada masa serba boleh di akhir dekade 1960-an. Festival tersebut layak diukir sebagai salah satu tonggak kultur pop yang coba mendobrak tradisi konservatif atas nama kontrakultur.

Lebih daripada itu, Woodstock akan selalu menjadi fenomena klasik dalam sejarah rock & roll. Sama seperti yang dituturkan Feldman, “Woodstock adalah peristiwa yang hanya terjadi satu kali sepanjang hidup kita. Ia adalah kenangan kenangan terbaik, dan juga kenangan terburuk. Ia adalah sebuah pengalaman kebudayaan yang tidak akan pernah terjadi lagi.”

source : http://sesikopipait.wordpress.com/2012/07/18/sebuah-perjalanan-menuju-woodstock/

By khairurrozikin14 Posted in Music

Gugun Blues Shelter

Gugun_Blues_Shelter_Logo

Gugun Blues Shelter, atau Gugun and The Blues Shelter (seringkali disingkat GBS) adalah band Indonesia ber-aliran blues, yang dibentuk Jakarta, Indonesia, pada tahun 2004. Para anggotanya saat ini antara lain Gugun (gitar), Jono (bass) and Bowie (drum). Merka telah merilis tiga album, Get The Bug (2004), Turn It On (2007) dan Gugun Blues Shelter (2010).

Grup musik ini terbentuk pada tahun 2004 untuk bermain di blues bars di Jakarta. Mereka telah bermain di jazz clubs dan festival. Mereka ter-inspirasi oleh Jimi Hendrix, Stevie Ray Vaughan, Betty Davis, dan Led Zeppelin. Pada awalnya, nama dari band ini adalah The Blues Bug, yang mana akhirnya diganti menjadi Blue Hand Gang, dan selanjutnya menjadi Gugun Blues Shelter. Mereka mengganti nama band mereka karena sebuah band asal Yunani telah memakai nama Blues Bug selama sepuluh tahun.

Pada akhir 2004, mereka merilis album independen pertama mereka, Get the Bug. Musisi yang tampil di dalam album ini antara lain Gugun, Jono, dan Iskandar.

Di awal 2007, tmereka merilis album kedua, Turn It On, oleh Sinjitos Records. The album was voted as one of the best Indonesian albums of 2007 by Rolling Stone Indonesia. Album ini juga dipilih sebagai “The number one blues album of the year”, dengan Gugun yang terpilih sebagai Gitaris blues terbaik se Asia Tenggara, pada tahun 2007 oleh MTV Trax Magazine.

Bowie bergabung dengan band pada tahun 2007 (or 2008), menggantikan Iskandar pada drum.

Pada tahun 2010, mereka secara independen merilis album dengan nama mereka sendiri sebagai pengganti terhadap album Set My Soul on Fire mereka, yang batal rilis menyusul konflik dengan label mereka.

Pada tahun 2011, Gugun Blues Shelter dipilih oleh juri melalui pemilihan online dari para fans untuk memenangi Kompetisi the Hard Rock Café’s Global Battle Of The Bands, memperingati Ulang tahun Hard Rock Café yang ke-40. Mereka dijadwalkan untuk tampil pada hari Minggu, 26 Juni 2011 di Hyde Park, bersama dengan Bon Jovi, Rod Stewart dan The Killers.

Album studio
As Deni and Gugun (De Gun)
• De Gun Project (1999)
As Gugun and The Bluesbug
• Get The Bug (2004)
• Turn It On (2007)
As Gugun Blues Shelter
• Gugun Blues Shelter (2010)
• Satu Untuk Berbagi (2011)
As Gugun Power Trio
• Far East Blues Experience (2011-compilation album)
• Solid Ground (2011)
• Soul Shaker (2013)

By khairurrozikin14 Posted in Music